Siaran Pers
Perempuan dan gender minoritas memiliki beban ganda yang semakin berlapis selama pandemi Covid-19. Namun, representasi dari keresahan dan beban yang mereka pikul masih kurang banyak dihadirkan oleh media massa.
Dengan itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) melalui program TRACK SDGs menyelenggarakan lomba karya jurnalistik “Peliputan Pandemi dengan Perspektif Gender.” Ini merupakan kelanjutan dari acara pelatihan “Peran Jurnalis dalam Pemberitaan Dampak Pandemi Covid-19 yang Sensitif Gender”.
Direktur Eksekutif CISDI, Gatot Suarman, menyoroti beban yang dialami perempuan selama pandemi serta dampaknya ke pembangunan.
“Terbatasnya ruang gerak masyarakat berdampak secara tidak proporsional bagi perempuan yang bahkan masih mengalami berbagai keterbatasan di ruang publik, jauh sebelum situasi pandemi. Akibatnya, pencapaian perempuan dan anak perempuan di berbagai bidang pembangunan dari mulai ekonomi hingga sosial menjadi terhambat. Laporan UN Women menyebutkan bahwa hambatan tersebut ditemukan di semua tujuan SDGs”
Gatot turut menekankan pentingnya keterlibatan semua aktor pembangunan dalam pemantauan pencapaian SDGs.
“Fakta-fakta dari kondisi ini, perlu turut digaungkan oleh rekan-rekan media sebagai salah satu pemangku kepentingan kunci dalam pencapaian SDGs” tegas Gatot.
Sampai batas waktu pengumpulan karya pada Rabu (10/3/2021), terdapat 112 karya jurnalistik yang terdaftar dalam lomba ini. Seluruh karya tersebut pun dinilai oleh tiga dewan juri, yakni Evi Mariani selaku jurnalis senior untuk isu gender, Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin, serta Ketua AJI Jakarta, Asnil Bambani.
Berdasarkan hasil penilaian dan perundingan ketiga juri tersebut, pemenang pertama diraih oleh Muhammad Irham dari BBC Indonesia dengan karyanya yang berjudul “Satu Keluarga, Tiga Waria: ‘saya punya anak tiga banci ini, Tuhan yang buat”.
“Tulisan ini menarik ya karena dia menghadirkan representasi transpuan dengan baik saat media masih banyak yang menganggap isu ini tabu, atau mengangkatnya dengan sentimen yang negatif,” komentar Mariana terhadap karya dari Irham.
Selanjutnya, pemenang kedua yaitu Irwan Agus Syambudi dari Tirto.id dengan karya berjudul “Antara Nyawa dan Keluarga: Beban Berat Nakes Perempuan Saat Pandemi”. “Tulisan ini memang dikisahkan dengan cara yang sangat menarik dan mendalam,” komentar Evi terhadap tulisan dari Irwan.
Pemenang juara ketiga adalah Tri Indah Oktavianti dari The Jakarta Post dengan karyanya yang berjudul “A year in COVID-19: Women in informal work prove mettle against pandemic blues”.
Asnil menilai bahwa tulisan dari Tri Indah sangat baik karena Tri mampu merepresentasikan kisah perempuan pekerja informal yang masih jauh dari akses dan jarang terpapar oleh media.
Asnil berharap agar ke depannya akan semakin banyak jurnalis yang mampu mengangkat dampak pandemi atau situasi-situasi genting dengan perspektif gender yang baik. “Karena dalam berbagai keadaan konflik, bencana, hingga pandemi, kelompok perempuan dan gender minoritas menjadi salah satu pihak yang mendapatkan dampak berlapis atau beban ganda,” tegas Asnil.
Narahubung: AJI Jakarta – 0819 3500 7007